Kamis, 03 November 2016

Sejarah Perkembangan Akustik dan Metrologi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebagai manusia yang hidup di alam, dalam melakukan aktivitas kita sehari-hari kita selalu berhadapan dengan fenomena alam, baik disadari maupun tidak disadari. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Imran ayat 190-191, Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191). [1]
Sebagian bersar manusia dalam melakukan aktivitasnya tidak memperhatikan fenomena alam yang terjadi. Dalam fenomena-fenomena alam tersebut selalu bisa dikaitkan dengan ilmu fisika. Penjelasan-penjelasan yang awalnya menjadi sebuah misteri dalam kehidupan manusia, kini dapat dijelaskan secara logis dalam ilmu fisika.
Salah satu kajian ilmu dalam fisika yaitu bunyi. Getaran yang menggetarkan gendang telinga kita yang membuat kita mampu mendengar. Dengan ilmu fisika berkembanglah tekhnologi-tekhnologi yang membantu manusia dalam beraktivitas. Salah satu cabang ilmu fisika yang fokus pada kajian bunyi dan getaran adalah akustik. Dengan cabang ilmu akustik ini dapat membantu pekerjaan manusia diantaranya dalam bidang militer, pengukuran, kesehatan dan lain sebagainya.

1.2.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah dari perkembangan akustik?
2.      Apa yang dimaksud dengan akustik?
3.      Bagaimana perkembangan akustik di metrologi?

1.3. Tujuan
1.         Memahami sejarah dari perkembangan akustik
2.         Mengetahui tentang apa itu akustik
3.         Mengenal layanan kalibrasi akustik di metrologi
1.4. Manfaat
1.           Mahasiswa/i dapat mampu sejarah dari perkembangan akustik
2.           Mahasiswa/i  mengetahui tentang apa itu akustik
3.           Mahasiswa/i mengenal secara spesifik akustik di metrologi


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah
Sejarah akustik dimulai dari sekitar tahun 1490 dari catatan harian Leonardo da Vinci yang berbunyi “Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang didalam laut dan ujung lainnya di telinga, maka bunyi dapat mendengarkan kapal-kapal laut di kejauhan”. Sejarah akustik perikanan dimulai dengan sonar banyaknya penelitian tentang perambatan suara di dalam air.Diantara yang terkenal adalah Daniel Colloden (1822), beliau menggunakan sebuah lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan perambatan suara di dalam air. Lalu Lewis Nixon (1906) yang mencoba mengukur puncak gunung es.
Perkembangan dipicu oleh kebutuhan militer untuk mendeteksi kondisi di bawah permukaan air terutama setelah ditemukannya kapal selam.
Dalam perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.
2.2. Pengertian Akustik
"Akustik adalah salah satu cabang fisika yang mempelajari suara getaran dan sifat-sifatnya serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari." Maka dari itu dalam ilmu akustik akan banyak mengupas tentang, Suara, Getaran, Sifat-sifat seta aplikasinya.

Meskipun bisa dikatakan ilmu akustik belum banyak dapat berdiri sendiri. Namun pengolahan ilmu akustik sudah sangat luas. Untuk melihat betapa luasnya ilmu mari kita lihat beberapa contoh cabang/pengembangan dalam ilmu Akustik :
- Architectural Acoustics
- Laser Acoustics
- Animal Bioacoustics
- Acoustics Oceanografi
- Biomedical Ultrasound
- Engineering Acoustics
- Musical Acoustics
- Physical Acoustic
- Speech Comunication
- dan lain-lain
Salah satu ilmu yang ada dalam akustic adalah bunyi. Secara sederhana bunyi atau voice didefinisikan sebagai getaran benda yang disampaikan oleh zat perantara ke indera pendengaran atau dengan kata lain merupakan sensasi pendengaran dalam telinga.
Bunyi atau yang lebih kenal dengan suara juga dapat didefinisikan sebagai perubahan tekanan pada atmosfer udara yang disebabkan oleh suatu getaran.
Setidaknya untuk terjadi bunyi dibutuhkan 3 hal penting yaitu, Sumber Bunyi, Zat Perantara, dan Indera Pendengar.

Umumnya bunyi digolongkan menjadi :

1. Bunyi Infrasonik, merupakan bunyi yang menghasilkan getaran kurang dari 20 Hz   perdetik. Pada batasan ini manusia tidak dapat mendengar bunyi infrasonik. Contoh binatang yang bisa mendengar suara ini yatu jangkrik.

2. Bunyi Audiosonik, yaitu bunyi yang dapat didengar oleh manusia. (berkisar pada   frekuensi 20Hz-20KHz)
3. Bunyi Ultrasonik, bunyi yang berada di atas batas pendengaran manusia yaitu diatas 20 KHz. Contoh binatang yang bisa mendengar suara ini yaitu Lumba-lumba.
2.3.Akustik dalam Metrologi
Laboratorium Metrologi Akustik dilengkapi dengan fasilitas dan standar pengukuran :

1.    Standard Microphone, reference accelerometer, measuring amplifier (IEC 651 type : 0 ), piston phone (transfer standard).
2.    Ruang anti gema/kedap suara yang memenuhi standar internasional untuk berbagai kegiatan metrologi akustik, dengan cut-off frekuensi: 60 Hz.
3.   Ruangan gema yang digunakan untuk mengukur kemampuan penyerapan suara oleh suatu material.
4.  Ruangan pemancar dan penerima suara yang digunakan untuk mengukur rugi/absosi transmisi suara untuk berbagai material yang digunakan pada otomotif, pesawat terbang, material gedung dll.

Layanan Kalibrasi Bidang Akustik dan Getaran :

    Accelerometer
    Sound Calibrator
    Audio Meter
    Loud Speaker
    Absorption Coefficient (Koefisien Absorpsi Bahan)
    Microphone 0.5 inch
    Microphone 1 inch

    Sound Transmission Loss
    Vibration Meter
    Vibration Test
    Vibration Test System
    Multi Frequency Acoustic Calibrator
    Exciter (Kalibrator Getaran)
    Meja Getar


 BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1.       Sejarah akustik dimulai dari sekitar tahun 1490 dari catatan harian Leonardo da Vinci, lalu Lewis Nixon (1906) yang mencoba mengukur puncak gunung es, pada tahun1915 Paul Langevin menemukan alat sonar.
2.       Akustik adalah salah satu cabang fisika yang mempelajari suara getaran dan sifat-sifatnya serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
3.       Layanan Kalibrasi Bidang Akustik dan Getaran :
Accelerometer
Sound Calibrator
Audio Meter
Loud Speaker
Absorption Coefficient (Koefisien Absorpsi Bahan)
Microphone 0.5 inch
Microphone 1 inch

Sound Transmission Loss
Vibration Meter
Vibration Test
Vibration Test System
Multi Frequency Acoustic Calibrator
Exciter (Kalibrator Getaran)
Meja Getar

3.2. Saran
1.      Penulisan berkaitan dengan akustik lebih diperbanyak lagi agar memudahkan dalam mencari referensi.


Daftar Pustaka

Purboyo, 2015. Aplikasi Dan Manfaat Mempelajari Fisika Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Diakses 1 November 2016 dari http://purboyo25.wordpress.com
Anonim, 2011. Berbicara Sedikit Tentang Akustik. Diakses 1 November 2016 dari http://akoesiche.blogspot.co.id
Metrologi Lipi, 2016. Labolatories Akustik. Diakses 1 November 2016 dari http://www.metrologi.lipi.go.id

Jumat, 20 Mei 2016

Download Soal dan Pembahasan Bahasa Indonesia UN Sekolah Dasar

Download Gratis Kumpulan Soal Prediksi Ujian Sekolah Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dan Arsip Soal beserta Kunci Jawabannya beserta Pembahasannya.

Persiapan UN harus sejak dini. Untuk itu silahkan pelajari materi UN dan silahkan download soal-soal prediksi UN SD pada link-link yang ada di halaman ini.


Adapun untuk melihat arsip Soal UN, silahkan lihat/klik :

Download Tryout Bahasa Indonesia Beserta Pembahasannya Bagian 1 UN Sekolah Dasar

Download Tryout Bahasa Indonesia Beserta Pembahasannya Bagian 2 UN Sekolah Dasar

Download Tryout Bahasa Indonesia Beserta Pembehasannya Bagian 3 UN Sekolah Dasar

Setelah anda mengeklik link tersebut kemudian akan muncul SKIP AD setelah 5 detik, klik SKIP AD untuk melihat Soal dan Pembahannya !!

Kamis, 12 Mei 2016

MENGANALISA TULISAN ARTIKEL “Demokrasi Tanpa Kesejahteraan” SLiLit ARENA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang.  Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai  bahasa demi keteraturan dan keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis.
Dalam ejaan terdapat bahasa, bahasa mempunyai peranan dalam kehidupan karena sebagai alat komunikasi secara langsung, bisa juga digunakan alat komunikasi secara tulisan, hal itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari hari, tapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa.
Di indonesia penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan, dan dalam penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemahaman ejaan sangat perlu karna ejaan merupakan rambu lalu lintas dalam penggunaan bahasa terutama bahasa tulis.

1.2                     Rumusan Masalah
1.2.1                 Ejaan
1.2.1.1           Bagaimana penggunaan huruf kapital ?
1.2.1.2           Bagaimana cara penulisan kata imbuhan ?
1.2.2                 kalimat
1.2.2.1           bagaimana menggunakan kalimat efektif ?


1.3                     Landasan Teori
1.3.1                 Ejaan
1.3.1.1           Penggunaan huruf kapital
1.3.1.1.1   Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal kalimat.
                 Misalnya:
                 Pekerjaan itu belum selesai.
1.3.1.1.2   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
                 Misalnya:
                  “Besok pagi,” kata ibu, “dia akan berangkat”.
1.3.1.1.3   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin
1.3.1.1.4   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika
1.3.1.2           Kata imbuhan
Imbuhan akhiran dan imbuhan aalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya:
diperoleh, bergetar
1.3.2                 Kalimat
1.3.2.1           Kalimat efektif
Pengertian kalimat efektif: adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1.3.2.1.1     Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Misal :
Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)

1.3.2.1.2   Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda)
Misal:
Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)
1.3.2.1.3   Kelogisan
Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)


BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Ejaan
Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai  bahasa demi keteraturan dan keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Pada artikel yang berjudul Demokrasi Tanpa Kesejahteraan oleh Nur Sholikhin dalam Slilit Arena edisi 17 Mei 2013, terdapat beberapa keselahan ejaan yang kurang sesuai menurut tata bahasa Ejaan Yang Disempurnakan.
2.1.1  pengunaan huruf kapital
Terdapat kalimat :
Jika demokrasi dijalankan dengan baik dipemerintahan mahasiswa, maka nasib bangsa kedepan akan lebih baik dari sekarang ini. karena demokkrasi dewasa ini hanya dijadikan alat untuk memperebutkan kekuasaan.
Pada kalimat tersebut sebelum kata karena terdapat tanda baca titik (.), dan setelah tanda baca titik tersebut huruf awal ditulis kecil. Seharusnya ditulis :
Jika demokrasi dijalankan dengan baik dipemerintahan mahasiswa, maka nasib bangsa kedepan akan lebih baik dari sekarang ini. Karena demokkrasi dewasa ini hanya dijadikan alat untuk memperebutkan kekuasaan.

2.1.2         Kata imbuhan
                 Untuk kata imbuhan terdapat beberapa kesalahan
·      Namun rakyat tidak melaksanakan kedaulatan langsung, akan tetapi rakyat mewakilkan kedaulatan nya kepada para pejabat pemerintah atau wakil-wakil rakyat.
Seharusnya :
Namun rakyat tidak melaksanakan kedaulatan langsung, akan tetapi rakyat mewakilkan kedaulatannya kepada para pejabat pemerintah atau wakil-wakil rakyat.
·      Akan tetapi, rakyat berhak mengutarakan pendapatnya dengan bebas, demi kesejahteraan nya.
Seharusnya :
Akan tetapi, rakyat berhak mengutarakan pendapatnya dengan bebas, demi kesejahteraannya.
·      Kesejahteraan di ranah mahasiswa bukan berarti kesejahteraan dalam menempuh kehidupan.
Seharusnya :
Kesejahteraan di ranah mahasiswa bukan berarti kesejahteraan dalam menempuh kehidupan.
·      Kelompok yang akan di sejahterakan.
Seharusnya :
Kelompok yang akan disejahterakan.
·      Dan diberi tugas untuk memenuhi amanat rakyat, di beri upah fasilitas dan berbagai akses.
Seharusnya :
Dan diberi tugas untuk memenuhi amanat rakyat, diberi upah fasilitas dan berbagai akses.
Untuk kata imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya bukan ditulis terpisah.
2.2.1  Kalimat tidak efektif
Tujuan utama terbentuknya pemerintahan tidak lain karena untuk melayani, melindungi, dan menyejahterakan rakyat.
Pada kata “karena untuk” maknanya ambigu, untuk menghemat kata maka dapat ditulis salah satunya saja dari kedua kata tersebut.
Seharusnya :
Tujuan utama terbentuknya pemerintahan tidak lain untuk melayani, melindungi, dan menyejahterakan rakyat.


BAB III
PENUTUP
3.1            Kesimpulan
3.1.1         Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal
                 kalimat.
3.1.2         Untuk kata imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya bukan ditulis terpisah.
3.1.3         Pengertian kalimat efektif: adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain, bukan kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).



DAFTAR PUSTAKA

A,Jamaludin.17 Mei 2013.“ Demokrasi Tanpa Kesejahteraan”. SLiLit ARENA, hal.13.
Bahasa,Pusat.1987.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.Jakarta:Balai Pustaka.
Chaer,Abdul.2011.Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.Jakarta : Rineka Cipta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia