BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Sebagai
manusia yang hidup di alam, dalam melakukan aktivitas kita sehari-hari kita
selalu berhadapan dengan fenomena alam, baik disadari maupun tidak disadari.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Imran ayat 190-191, Sesungguhnya, dalam
penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami,
tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah
kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191). [1]
Sebagian
bersar manusia dalam melakukan aktivitasnya tidak memperhatikan fenomena alam
yang terjadi. Dalam fenomena-fenomena alam tersebut selalu bisa dikaitkan
dengan ilmu fisika. Penjelasan-penjelasan yang awalnya menjadi sebuah misteri
dalam kehidupan manusia, kini dapat dijelaskan secara logis dalam ilmu fisika.
Salah
satu kajian ilmu dalam fisika yaitu bunyi. Getaran yang menggetarkan gendang
telinga kita yang membuat kita mampu mendengar. Dengan ilmu fisika
berkembanglah tekhnologi-tekhnologi yang membantu manusia dalam beraktivitas.
Salah satu cabang ilmu fisika yang fokus pada kajian bunyi dan getaran adalah
akustik. Dengan cabang ilmu akustik ini dapat membantu pekerjaan manusia
diantaranya dalam bidang militer, pengukuran, kesehatan dan lain sebagainya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sejarah dari perkembangan akustik?
2. Apa
yang dimaksud dengan akustik?
3. Bagaimana
perkembangan akustik di metrologi?
1.3.
Tujuan
1.
Memahami sejarah dari perkembangan
akustik
2.
Mengetahui tentang apa itu akustik
3.
Mengenal layanan kalibrasi akustik di
metrologi
1.4.
Manfaat
1.
Mahasiswa/i dapat mampu sejarah dari
perkembangan akustik
2.
Mahasiswa/i mengetahui tentang apa itu akustik
3.
Mahasiswa/i mengenal secara spesifik
akustik di metrologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah
Sejarah akustik dimulai dari sekitar tahun 1490 dari catatan harian
Leonardo da Vinci yang berbunyi “Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang
didalam laut dan ujung lainnya di telinga, maka bunyi dapat mendengarkan
kapal-kapal laut di kejauhan”. Sejarah akustik perikanan dimulai dengan sonar
banyaknya penelitian tentang perambatan suara di dalam air.Diantara yang
terkenal adalah Daniel Colloden (1822), beliau menggunakan sebuah lonceng bawah
air untuk menghitung kecepatan perambatan suara di dalam air. Lalu Lewis Nixon
(1906) yang mencoba mengukur puncak gunung es.
Perkembangan dipicu oleh kebutuhan militer untuk mendeteksi kondisi di
bawah permukaan air terutama setelah ditemukannya kapal selam.
Dalam perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915
menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan
sifat-sifat piezoelektik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam
upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.
2.2. Pengertian Akustik
"Akustik
adalah salah satu cabang fisika yang mempelajari suara getaran dan
sifat-sifatnya serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari." Maka
dari itu dalam ilmu akustik akan banyak mengupas tentang, Suara, Getaran,
Sifat-sifat seta aplikasinya.
Meskipun bisa dikatakan
ilmu akustik belum banyak dapat berdiri sendiri. Namun pengolahan ilmu akustik
sudah sangat luas. Untuk melihat betapa luasnya ilmu mari kita lihat beberapa
contoh cabang/pengembangan dalam ilmu Akustik :
- Architectural
Acoustics
- Laser Acoustics
- Animal Bioacoustics
- Acoustics Oceanografi
- Biomedical Ultrasound
- Engineering Acoustics
- Musical Acoustics
- Physical Acoustic
- Speech Comunication
- dan lain-lain
Salah
satu ilmu yang ada dalam akustic adalah bunyi. Secara sederhana bunyi atau voice
didefinisikan sebagai getaran benda yang disampaikan oleh zat perantara ke
indera pendengaran atau dengan kata lain merupakan sensasi pendengaran dalam
telinga.
Bunyi
atau yang lebih kenal dengan suara juga dapat didefinisikan sebagai perubahan
tekanan pada atmosfer udara yang disebabkan oleh suatu getaran.
Setidaknya untuk
terjadi bunyi dibutuhkan 3 hal penting yaitu, Sumber Bunyi, Zat Perantara, dan
Indera Pendengar.
Umumnya bunyi
digolongkan menjadi :
1.
Bunyi Infrasonik, merupakan bunyi yang menghasilkan getaran kurang dari 20
Hz perdetik. Pada batasan ini manusia
tidak dapat mendengar bunyi infrasonik. Contoh binatang yang bisa mendengar
suara ini yatu jangkrik.
2.
Bunyi Audiosonik, yaitu bunyi yang dapat didengar oleh manusia. (berkisar
pada frekuensi 20Hz-20KHz)
3. Bunyi Ultrasonik, bunyi yang berada
di atas batas pendengaran manusia yaitu diatas 20 KHz. Contoh binatang yang
bisa mendengar suara ini yaitu Lumba-lumba.
2.3.Akustik
dalam Metrologi
Laboratorium Metrologi
Akustik dilengkapi dengan fasilitas dan standar pengukuran :
1. Standard Microphone, reference
accelerometer, measuring amplifier (IEC 651 type : 0 ), piston phone (transfer
standard).
2. Ruang anti gema/kedap suara yang memenuhi
standar internasional untuk berbagai kegiatan metrologi akustik, dengan cut-off
frekuensi: 60 Hz.
3.
Ruangan gema yang digunakan untuk mengukur kemampuan penyerapan suara
oleh suatu material.
4.
Ruangan pemancar dan penerima suara yang digunakan untuk mengukur
rugi/absosi transmisi suara untuk berbagai material yang digunakan pada
otomotif, pesawat terbang, material gedung dll.
Layanan Kalibrasi Bidang Akustik
dan Getaran :
Accelerometer
Sound Calibrator
Audio Meter
Loud Speaker
Absorption Coefficient (Koefisien Absorpsi Bahan)
Microphone 0.5 inch
Microphone 1 inch
Sound Transmission Loss
Vibration Meter
Vibration Test
Vibration Test System
Multi Frequency Acoustic Calibrator
Exciter (Kalibrator Getaran)
Meja Getar
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Sejarah
akustik dimulai dari sekitar tahun 1490 dari catatan harian Leonardo da Vinci,
lalu Lewis Nixon (1906) yang mencoba mengukur puncak gunung es, pada tahun1915
Paul Langevin menemukan alat sonar.
2. Akustik adalah salah satu cabang fisika yang
mempelajari suara getaran dan sifat-sifatnya serta aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Layanan
Kalibrasi Bidang Akustik dan Getaran :
Accelerometer
Sound Calibrator
Audio Meter
Loud Speaker
Absorption Coefficient
(Koefisien Absorpsi Bahan)
Microphone 0.5 inch
Microphone 1 inch
Sound Transmission Loss
Vibration Meter
Vibration Test
Vibration Test System
Multi Frequency
Acoustic Calibrator
Exciter (Kalibrator
Getaran)
Meja Getar
3.2.
Saran
1. Penulisan
berkaitan dengan akustik lebih diperbanyak lagi agar memudahkan dalam mencari
referensi.
Daftar
Pustaka
Anonim, 2011. Berbicara Sedikit Tentang Akustik. Diakses 1 November 2016 dari http://akoesiche.blogspot.co.id
Metrologi Lipi, 2016. Labolatories Akustik. Diakses 1 November 2016 dari http://www.metrologi.lipi.go.id
0 komentar:
Posting Komentar