Kamis, 03 Maret 2016

KONSEP ISLAM DAN KUFUR BESERTA ASPEK-ASPEKNYA



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Persoalan yang pertama - tama timbul dalam teologi Islam adalah masalah iman dan kufur. Persoalan itu pertama kali dimunculkan oleh kaum Khawarij ketika mencap kafir sejumlah tokoh sahabat Nabi saw. yang dianggap telah berbuat dosa besar, antara lain Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sofyan, Abu Hasan al- Asy’ari, dan lain-lain. Masalah ini lalu dikembangkan oleh Khawarij dengan tesis utamanya bahwa setiap pelaku dosa besar adalah kafir.

Aliran lain seperti Murji’ah,  Mu’tajilah,  Asy’ariyah,  dan Maturidiyah turut ambil bagian dalam masalah tersebut bahkan tidak jarang terdapat perbedaan pandangan di antara sesama pengikut masing-masing aliran.

Perbincangan konsep iman dan kufur menurut tiap - tiap aliran teologi Islam, seringkali lebih menitik beratkan pada satu aspek saja, yaitu iman atau kufur. Lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah ini.


B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah konsep Islam itu         ?
2.      Apa pengertian Iman              ?
3.      Apa pengertian Ihsan              ?
4.      Pengertian Kufur.                   ?
5.      Pengertian Syirik.                    ?



BAB II
PEMBAHASAN


A.    KONSEP ISLAM

1.      Pengertian Islam

Islam dalam arti umum  dan luas mengandung arti bahwa manusia harus berserah diri kepada Allah, menyerahkan segenap jiwanya kepada-Nya. Dalam arti khusus, sebagai agama, Islam inilah risalah terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada mereka agar berserah diri secara paripurna kepada-Nya dan pasrah kepada kehendak-Nya dalam setiap masalah kehidupan mereka sehari-hari sekecil apa pun.

Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, pada dasarnya sama dengan agama islam yang telah diajarkan oleh nabi-nabi sebelumnya. Namun  demikian, ada beberapa perbedaan yang membuat risalah terakhir yang kita kenal ini menjadi lain dari risalah-risalah sebelumnya. Sebab, nabi diutus kepada masing-masing umatnya untuk memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan diridhoi Allah. Sedangkan Nabi Muhammad saw. [1]Diutus untuk memberi petunjuk tersebut kepada seluruh umat manusia. Selain itu, setiap risalah terdahulu itu dibatasi oleh suatu masa tertentu yang hanya diketahui oleh Allah SWT, tetapi risalah Nabi Muhammad SAW ini berlaku sepanjang masa, sejak saat diturunkannya hingga kelak dikemudian hari Allah SWT memusnahkan dunia ini beserta segala isinya.




 
[1]Bahwasanya Islam itu merupakan risalah yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw untuk seluruh umat manusia.

2.      Kebenaran agama Islam

Islam adalah agama yang paling diridhai disisi Allah SWT dan sebagai agama yang benar ajarannya, dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagai berikut:
·        Jelas asal-usulnya yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.
·         Dibawakan oleh nabi terakhir Muhammad SAW.
·         Diterjangkan dalam kitab sucinya yaitu Al-Quran.
·         Ajarannya tidak bertentangan dengan fitrah manusia.
·    Mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan dapat diamalkan secara praktis oleh pemeluknya.
·         Sebagai agama samawi, Islam memiliki sumbernya yaitu Al-Quran dan Hadist.
3.      Aspek-aspek ajaran Islam

Secara garis besar, aspek ajaran Islam terdiri atas 3 hal, yaitu:

1.Aspek Aqidah : Aqidah, diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth(ikatan) sedangkan secara istilah yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya. Merupakan fondasi agama Islam yang sifat ajarannya pasti, mutlak kebenarannya. Inti ajarannya adalah mengesakan Allah SWT.
2.Aspek Syariah : secara bahasa berarti “jalan yang harus dilalui” sedangkan menurut istilah berarti “ketentuan hukum Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan flora dan founa serta alam sekitarnya.
Syariah dibagi menjadi beberapa bidang, yaitu:
·     Ibadah adalah hubungan manusia dengan Allah. Ibadah dibagi menjadi 2 macam yaitu Mahmudah dan Ghoiru Mahmudah.
·     Muamalah yaitu aturan tentang hubungan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan hidupnya.
3.Aspek Akhlaq : menurut bahasa berarti “perbuatan”, sedangkan menurut istilah adalah aturan tentang perilaku lahir dan batin yang dapat membedakan antara yang terpuji dan tercela. Akhlak yang benar menurut islam adalah yang dilandasi iman yang benar.Dalam menjalankannya sebaiknya berpedoman kepada al-Qur’an dan al-Hadits. Dari segi bentuknya akhlak dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu:
a.       Akhlak kepada Allah
b.      Akhlak terhadap manusia
c.       Akhlak terhadap makhluk-makhluk lain.


B.     KONSEP IMAN

Pengertian Iman adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dilakukan dengan perbuatan. Iman secara bahasa berasal dari kata “Asman-Yu’minu-limaanan” artinya meyakini atau mempercayai. Pembahasan pokok aqidah Islam berkisar pada aqidah yang terumuskan dalam rukun Iman, yaitu:
v  Iman kepada Allah : yaitu mempercayai bahwa Allah adalah dzat yang maha esa beriman kepada Allah adalah membenarkan dengan yakin akan keesaannya baik dalam perbuatannya, penciptaan alam seluruhnya maupun dalam penerimaan ibadah segenap hambanya.

v        Bukti keesaan Allah SWT merupakan konsep refolusioner yang merupakan inti ajaran islam. Didalamnya terkandung pengertian bahwa hanya ada satu Tuhan penguasa alam semesta.Jika lebih dari satu keteraturan dan ketundukan maka alam semesta tidak akan terwujud, sehingga hal ini mungkin terjadi apabila hanya ada satu Tuhan yang mengatur dan mengendalikannya yaitu Allah SWT.

v  Iman kepada Malaikat-Nya : adalah mempercayai bahwa Allah SWT mempunyai mahluk ghaib bernama malaikat yang tidak pernah durhaka pada-Nya, senantiasa melaksanankan tugasnya dengan cermat dan sebaik-baiknya.

v  Iman kepada kitab-kitab-Nya : adalah mempercayai bahwa Allah SWT mempunyai kitab-kitab yang di turunkan kepada rasulnya sebagai pedoman hidup bagi umatnya. Kitab Allah dan Kalamullah artinya perintah atau ketentuan Allah. Setiap manusia berkewajiban mengimani semua kitab Allah SWT. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 85.
Adapun kitab-kitab yang wajib diimani dan tercantum dalam Al-Quran ialah:
a.       Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS.
b.      Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS.
c.       Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.
d.      Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
v  Iman kepada Rasul-rasul-Nya : adalah meyakini bahwa Allah SWT mengutus rasul-rasul untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya pada umat manusia. Rasul adalah manusia biasa yang dipilih dan menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan dan dijadikan sebagai pedoman bagi umatnya agara memperoleh kebahagian didunia dan akhirat

v  Iman kepada hari akhir : adalah mempercayai atau meyakini akan adanya hari dimana Allah akan mengkhiri kehidupan di alam semesta. Iman terhadap adanya hari akhir merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena termasuk salah satu rukun iman. Apabila seseorang mengimani akan adanya Allah dia dengan sungguh-sungguh mempelajari dan selalu mengingat-Nya. Begitu pula seseorang yang mengimani akan adanya hari akhir.

v   Iman kepada Takdir Allah : artinya mempercayai bahwa dalam penciptaan alam semesta termasuk manusia. Allah telah menciptakan kepastian dan ketentuan-Nya. Terhadap makhluk selain manusia ketentuan yang diberlakukan Allah atasnya pada dasarnya hanyalah sunnatullah atau hukum alam saja.

C.    KONSEP IHSAN
Ihsan berasal dari kata “Ahsana-Yuhsinu-Ihsaanan” yang artinya “berbuat baik”. Sedangkan pengertian Ihsan menurut istilah adalah menyembah Allah SWT seakan-akan melihat-Nya jika tidak biasa demikian maka sesungguhnya Allah SWT maha melihat. Maka Ihsan adalah ajaran tentang penghayatan diri yang sedang menghadap Allah SWT ketika beribadah. Ihsan diibaratkan sebagai bangunan Islam ( rukun Iman adalah pondasi dan rukun Islam adalah bangunannya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan ke Islaman seseorang.  Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal Islam lainnya akan terpelihara dan tahan lama dengan fungsinya sebagai atap bangunan.



D.                 KUFUR

Secara bahasa kufur artinya menutupi, sedangkan menurut istilah artinya ingkar terhadap Allah SWT, atau tidak beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya, baik dengan mendustakannya maupun tidak. Perbedaannya, kalau mendustakan berarti menentang dan menolak, tetapi kalau tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya. Dengan demikian kufur yang disertai pendustaan itu lebih berat dari pada kufur sekedar kufur.
1)      Jenis Kufur
Kufur, ditinjau dari berat tidaknya dosa ada dua macam ;

*      Kufur besar adalah kufur yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam, dan kufur besar ini ada lima macam :

- Kufur karena mendustakan, Allah SWT berfirman :”Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya ? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?” (QS. Al-Ankabut :68)

- Kufur karena enggan dan sombong, padahal ia tahu dan membenarkannya. Allah berfirman :”Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat :”Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (QS.Al-Baqarah: 34)

- Kufur karena ragu. Allah berfirman : “Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan semesta alam.”(QS.As-Sajdah :2)

- Kufur karena berpaling, dalilnya adalah firman Allah swt :”Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka”. (QS.Al-Ahqaf :3)

- Kufur karena nifaq, dalilnya firman Allah :”Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti”. (QS. Al-Munafiqun: 3).

*      Kufur kecil, adalah kufur yang tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali adalah dosa-dosa yang disebut dalam al-Quran dan as-sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Contohnya seperti kufur nikmat sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :”Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir”. (QS. 16:83).
Termasuk juga membunuh orang muslim, Rasulullah SAW bersabda :”Mencaci seorang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran”. Termasuk juga bersumpah dengan selain Allah, Rasulullah SAW bersabda :”Barang siapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah kafir atau musyrik”. Para pelaku dosa-dosa tersebut bukan menjadi kafir, walaupun dalam redaksi hadits disebut kafir, karena Allah berfirman :”Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; (QS. 2:178).
Allah tidak mengeluarkan si pembunuh dari golongan orang-orang beriman, bahkan menjadikannya sebagai saudara bagi wali yang berhak melakukan qishosh, lihatlah firman Allah Demikian pembagian kufur ditinjau dari berat dan tidaknya ancaman dan dosa.

Ada pun dilihat dari segi macam, maka kufur ada tiga macam : Tiga macam kekufuran ini dilihat dari mana timbulnya,
·         Timbul dari ucapan, ini disebut kufur qouliy (ucapan), seperti bersumpah dengan nama selain Allah SWT.
·         Timbul dari perbuatan, ini disebut kufur amaliy, seperti membunuh orang mukmin.
·         Timbul dari keyakinan disebut kufur I’tiqodiy, seperti meyakini bahwa tidak ada tuhan yang menciptakan alam, atau Isa adalah anak Allah SWT, dll.

2)      Perbedaan kufur besar dan kecil

Kufur besar mengeluarkan pelakunya dari Islam, dan menghapuskan pahala amalnya, sedangkan kufur kecil tidak mengeluarkan pelaku dari agama dan tidak menghapus pahala amalnya, hanya saja dapat menguranginya. Kufur besar menjadikan pelakunya kekal di neraka, sedangkan kufur kecil tidak, bisa jadi Allah SWT mengampuninya, bisa juga Dia menghukumnya dalam neraka untuk beberapa waktu sesuai dengan kehendak-Nya



E.     SYIRIK

Syirik menurut bahasa artinya bersekutu atau berserikat. Dalam istilah ilmu tauhid, syirik berarti mempersekutukan tuhan dengan selain Allah SWT, baik persekutuan itu mengenai zat-Nya, sifat-Nya, Afal-Nya, maupun mengenai ketaatan yang seharusnya ditunjukkan hanya kepada-Nya. Syirik adalah lawan kata tauhid, yang berarti mengesakan Allah dan mensucikan-Nya dari segala jenis persekutuan.

Syirik merupakan merupakan perbuatan dosa yang paling berat (QS.Luqman:13) yang tidak dapat diampuni (QS.An-Nissa :48), bukan karena Allah iri hati, karena hal itu adalah mustahil baginya, tetapi karena syirik itu merusak akhlak manusia.

a.      Jenis-Jenis Syirik
Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar dan Syirik Kecil.

*      Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat kepada-Nya. Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah SWT, seperti berdo'a kepada selain Allah SWT atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah SWT, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu pada selain Allah SWT, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.
·         Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada Allah SWT, ia juga berdo'a kepada selain-Nya.
·         Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah SWT.
·         Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah SWT.
·         Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan.

*      Syirik Kecil
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.

Syirik Kecil Ada Dua Macam.

·         Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik" Qutailah Radhiyallahuma menuturkan bahwa ada seorang Yahudi yang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Kamu mengucapkan: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi Ka'bah". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka'bah" dan mengucapkan: "Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu" Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan. "Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan" Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah. "Kalau bukan karena kehendak Allah, kemudian karena kehendak si fulan" Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.

·      Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. "Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'"


BAB III
PENUTUP

  
·         KESIMPULAN

Islam dapat dilihat dalam tiga segi: Aqidah, syariah dan akhlak (nizam) . Nizam adalah serupa dengan sistem, cara hidup atau the way of life. Islam sebagai suatu sistem, pertama kali kita lihat sebagai iman (kepercayaan), kemudian sistem ibadah (penyembuhan) sistem akhlak. Islam juga merupakan suatu cara hidup, mempunyai cara hidup dalam berkeluarga, cara hidup sosial,cara hidup ekonomi dan lain sebagainya.

Keimanan dan amal masih bersifat relatif, kedua hal itu bisa berorientasi pada keduniawian dan dirinya. Keimanan dan amal masih bisa menolak kewajiban dan larangan dari Allah SWT, sedangkan ketundukan dan penyerahan diri tidak mengenal kata relatif. Ketundukan tidak menolak kewajiban dan larangan dari Allah SWT. Dalam ketundukan dan penyerahan diri tersimpulkan ibadah total kepada Allah SWT.

Ihsan adalah ajaran tentang penghayatan diri yang sedang menghadap Allah SWT ketika beribadah. Ihsan diibaratkan sebagai bangunan Islam ( rukun Iman adalah pondasi dan rukun Islam adalah bangunannya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan ke Islaman seseorang.  Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal Islam lainnya akan terpelihara dan tahan lama dengan fungsinya sebagai atap bangunan.

Kufur ada tiga macam : kufur qouliy, kufur amaliy, dan kufur I’tiqodi. Tiga macam kekufuran ini dilihat dari mana timbulnya, karena ada yang timbul dari ucapan disebut kufur qouliy (ucapan), seperti bersumpah dengan nama selain Allah SWT. Ada yang timbul dari perbuatan disebut kufur amaliy, seperti membunuh orang mukmin. Ada yang timbul dari keyakinan disebut kufur I’tiqodiy, seperti meyakini bahwa tidak ada tuhan yang menciptakan alam, atau Isa adalah anak Allah SWT, dll. Jenis kufur ini ada yang termasuk kufur besar, yang dapat mengeluarkan dari agama, ada juga termasuk kufur kecil.

Syirik berarti mempersekutukan tuhan dengan selain Allah SWT, baik persekutuan itu mengenai zat-Nya, sifat-Nya, Afal-Nya, maupun mengenai ketaatan yang seharusnya ditunjukkan hanya kepada-Nya. Syirik adalah lawan kata tauhid, yang berarti mengesakan Allah dan mensucikan-Nya dari segala jenis persekutuan 


DAFTAR PUSTAKA

Zarkasy Imam. 1994. Ushuluddin ‘Aqoid. Ponorogo: Trimurti Press Kompleks Pondok Modern Gontor Ponorogo.



0 komentar:

Posting Komentar